BIMATA.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Nurjaman Center Indonesia Demokrasi, Jajat Nurjaman mengatakan, wajar jika target menghapuskan kemiskinan pada tahun 2024 oleh Jokowi dianggap banyak pihak tidak realistis.
Pasalnya, sejak Jokowi berkuasa pemerintah selalu gagal mencapai target bahkan cenderung jauh panggang daripada api dari semua yang dikerjakannya, hal ini tentunya perlu menjadi catatan penting bagi Jokowi untuk bisa lebih teliti terutama menyangkut dengan laporan ABS (Asal Bapak Senang).
“Kita bisa lihat data beberapa program utama pemerintah seperti LRT Palembang yang terus merugi, gagal capai ekonomi meroket, dan terakhir Tol laut yang juga gagal dioptimalkan, sementara saat ini masih banyak gelombang PHK pada beberapa perusahaan besar, saya kira target Jokowi ini bukan hanya tidak realistis tapi seperti mimpi di siang bolong”, tutur Jajat.
Jajat menilai, Pak Presiden seperti tidak pernah belajar dari pengalamannya sendiri yang selalu disuguhkan laporan ABS dan semua sesuai target padahal kenyataan dilapangan berbeda padahal timnya sendiri di Istana sudah gemuk, padahal jika Jokowi mau bisa saja menempatkan salah satu timnya untuk memfilter semua laporan yang masuk ke Istana agar berbagai kejadian seperti kebelakang tidak kembali terulang.
“Menarget kemiskinan 0 persen bisa dikatakan sebuah program luar biasa dari pemerintah, namun hal ini tentunya harus di imbangi dengan realitas masyarakat saat ini, karena salah satu faktor kemiskinan itu tentang ekonomi, bagaimana bisa mewujudkan program kemiskinan 0 persen sementara pemerintahnya sendiri selalu gagal target atas capaian ekonominya”, tutup Jajat.