BIMATA.ID, Opini- Opsi Lockdown yang diambil oleh Mentri Pertahanan RI Prabowo Subianto dirasa publik sudah sangat tepat, karena situasi yang di alami oleh negara Indonesia sudah terbilang siaga 1 untuk menghadapi penyebaran Virus Corona Covid 19. Daerah-daerah yang sudah terjangkit Virus ini sudah semakin meluas dan penambahan korban semakin banyak.
Virus Covid-19 atau yang sering disebut Corona kini menimbulkan kepanikan di Indonesia . Bagaimana tidak, Setiap hari jumlah pengidap penyakit ini makin meningkat dan korban berjatuhan juga semakin banyak, Saat ini sudah mencapai 579 positif corona, 49 Meninggal dan 30 sembuh.
Beberapa instansi dan Lembaga negara sudah menerapkan sistem ini untuk menjegah penyebaran virus semakin luas dan massif, tapi sisi lain terlihat pemerintah pusat masih enggan menerapkan Lockdown secara nasinonal karena beberapa pertimbangan.
Jika kita amati bersama, kenapa tidak sekalian saja Indonesia lockdown? percuma juga jika kita melakukan social distancing tetapi makin banyak warga asing yang seenaknya keluar masuk negara ini membawa virus dari luar. Apalagi belakangan ada 49 TKA Cina yang masuk ke kendari dari Jakarta tanpa karantina terlebih dahulu.
Dikutip dari Cambridge, lockdown adalah sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena alasan sesuatu yang darurat. Sementara itu, Profesor Hukum Kesehatan dari Washington College of Law Lindsay Wiley, seperti dikutip Vox, Selasa (3/3/2020), mengatakan, istilah lockdown atau penguncian bukan istilah teknis yang digunakan oleh pejabat kesehatan masyarakat atau pengacara. Lockdown dapat digunakan untuk merujuk pada apa saja dari karantina suatu wilayah, Keputusan lockdown atau penguncian bisa dibuat di tingkat kota, maupun negara.
World Health Organization (WHO) telah menetapkan penyebaran virus corona jenis baru atau SARS-COV2 penyebab Covid-19 sebagai pandemi global.
Adalah wajar jika ada banyak pihak yang ketakutan terhadap opsi lockdown ini, bahkan tidak tanggung-tanggung ada seorang penulis menyebutkan jika opsi lockdown yang disampaikan Menhan Prabowo dianggap sebagai pemikiran buruk bahkan disangkut pautkan mengarah kepada akan menggulirkan Jokowi, hemat saya sepertinya penulis di salah satu media (seword.com) tersebut banyak-banyak minum air putih ya bang biar gak panik berlebihan, karena segala keputusan bermuara di tangan Presiden. Jika hanya menggunakan cocokologi sebagai bahan nyinyir sepertinya perlu liburan lebih jauh biar ide nya berkembang.
Prabowo sudah jadi bagian dari Kabinet, biarkan beliau bekerja sesuai porsinya, dan opsi lockdown jika keadaan tidak memungkinkan bisa saja terjadi yang tentunya semua tergantung situasi kedepan apakah akan berlaku lockdown atau tidak.
Satu lagi yang paling takut rugi lockdown mayoritas adalah pengusaha, faktanya masih banyak perusahaaan yang tidak taat instruksi pemerintah pusat maupun daerah untuk memberlakukan kerja di rumah atau istilah kerennya Work From Home (WFH) untuk menekan terjadinya physical distencing, padahal kalau dalam situasi seperti sekarang ini atau biasa di sebut kondisi darurat keselamatan manusianya lebih diutamakan dibanding hanya sebatas memikirkan untung rugi semata.