Opini

Lockdown Tunggu Banyak Rakyat Meninggal?

Zainal Bagoes Permadi (Kompasianer)

BIMATA.ID, Opini- Virus Covid-19 atau yang sering disebut Corona kini menimbulkan kepanikan di Indonesia . Bagaimana tidak, Setiap hari jumlah pengidap penyakit ini makin meningkat dan korban berjatuhan juga semakin banyak. Saat ini sudah mencapai 579 positif corona, 49 Meninggal dan 30 sembuh.
Pemerintah telah berupaya agar jutaan jiwa rakyat indonesia agar tidak mudah tertular penyakit ini, contohnya saja dengan social distancing. namun, hal ini sulit dihindarkan bagi para pekerja yang menggunakan transportasi umum seperti KRL dan bus Transjakarta, Mau tidak mau mereka harus berdempetan agar mereka tidak terlambat sampai ke kantor.

Memang sudah ada himbauan langsung dari Presiden Joko widodo dalam konferensi pers di Istana Bogor Seminggu yang lalu, untuk menekan penyebaran virus corona yaitu melakukan aktivitas bekerja, belajar dan juga beribadah di rumah. Namun, entah mengapa para pekerja masih saja bekerja disaat seperti ini, apakah mereka takut diPHK atau dipotong gajinya?.

Yang jelas Pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang tetap mewajibkan karyawannya untuk masuk bekerja disaat seperti ini.

Jika kita amati bersama, kenapa tidak sekalian saja Indonesia lockdown?. percuma juga jika kita melakukan social distancing tetapi makin banyak warga asing yang seenaknya keluar masuk negara ini membawa virus dari luar. Apalagi belakangan ada 49 TKA Cina yang masuk ke kendari dari Jakarta tanpa karantina terlebih dahulu.

Bahkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ikut angkat bicara dalam kasus ini. Menurut satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban, Pihaknya sangat setuju jika lockdown diterapkan.
Selain dapat menekan penyebaran, Lockdown jika diterapkan dengan benar, dinilai lebih menjamin bahwa tidak ada lagi orang yang membawa virus ini masuk ke Indonesia.

Cucu ketiga mantan Presiden BJ Habibie, Melanie Subono juga setuju dengan hal tersebut, menurut Melanie negara-negara yang cepat berkurang penyebarannya adalah yang berani lockdown.
“Selama kita enggak lockdown, masih terima orang keluar masuk dari mana-mana, gimana cara monitor penyebarannya? Yang serumah kemarin aja pemerintah bingung meriksa dan mulihinnya, gimana kalau jutaan orang keluar masuk?,” ungkapnya.

Sedangkan, kebijakan ini belum terpikirkan oleh Jokowi, Jokowi menilai Lockdown akan mempengaruhi ekonomi.
Masalahnya Ekonomi rakyat yang mana?.
Memang Lockdown akan berpengaruh besar kepada pengusaha yang bekerjasama dengan pihak di luar negara Indonesia maupun Pengusaha asing yang memiliki usaha di Indonesia. Lagipula Kebijakan Lockdown juga bisa dibuat agar perekonomian dapat terus berjalan.

Apakah kita harus menunggu lebih banyak lagi rakyat meninggal agar Lockdown bisa diterapkan?

 

kompasiana

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close