Bimata

Corona Bikin Properti Indonesia Tersendat?

BIMATA.ID, Jakarta– Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) menilai bahwa dampak dari wabah virus Korona yang menyebar ke Indonesia memukul sektor properti nasional. Hal itu membuat pembangunan hunian atau perumahan menjadi tersendat lantaran kepanikan investor ataupun pelaku sektor industri properti.

Ketua Umum REI Paulus Totok Lusida mengatakan, wabah Korona ini berpotensi menurunkan produktivitas dalam membangun perumahan khususnya perumahan subsidi. Hal itu juga diperparah oleh faktor lain yang juga menghambat pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurutnya masih banyak regulasi-regulasi yang belum berpihak pada sektor ini.

“Virus korona pasti berdampak terhadap ekonomi, tentu termasuk juga sektor properti. Soal seberapa jauh dan seberapa lama tidak bisa diprediksi, tapi saya harapkan ini bisa secepat tertangani, sehingga pengembang ini bisa bangun rumah lagi,” ungkap Totok dalam diskusi forum wartawan perumahan rakyat (Forwapera) dengan tema Quo Vadis Subsidi Perumahan Rakyat di Jakarta

REI, berharap pemerintah mengerahkan segala potensinya untuk segera mengakhiri wabah ini. Sebab apabila pandemik global ini berlangsung lama terjadi di Indonesia seluruh sektor terpukul, terutama sektor perumahan. Karena industri properti memiliki multiplier effect bagi sektor industri lainnya cukup besar.

“Apa yang menjadi keputusan pemerintah harus kita ikuti, kami berharap ada institusi resmi yang bisa mensosialisasikan apa itu corona, bagaimana penanganannya, dan bagaimana pencegahannya supaya rakyat tidak dapat informasi yang simpang siur,” kata Totok.

Data REI, pada tahun 2019 lalu progres pembangunan rumah bersubsidi yang dilakukan oleh REI mencapai 177.240 unit. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2018 atau 2017. Tercatat tahun 2018 capaian pembangunan perumahan bersubsidi mencapai 214.686 dan di tahun 2017 mencapai 206.287.

“Dengan adanya kasus virus Korona dan kebijakan pemerintah sektor properti yang masih kurang, bisa memukul sektor properti lebih dalam lagi,” katanya. Menurut Totok, saat ini banyak pengembang yang masih ragu untuk membangun atau meluncurkan produk barunya. Karena masih ada rasa takut dan was was. Belum lagi para investor yang mau berinvestasi sektor properti.

“Termasuk juga para konsumen yang mau membeli rumah atau properti lainnya takut, karena belum tahu virus Korona ini seperti apa,” ujarnya.

Sumber :investor[dot]id
Editor :KPD

Exit mobile version