Banyak Hal yang Dapat Menyebabkan Bayi Kejang, Waspadai Mom!!
BIMATA.ID, Health– Melihat bayi yang kejang tiba-tiba tak ayal dapat membuat setiap orang tua panik dan khawatir. Sebenarnya apa saja menyebabkan kejang pada bayi, dan bagaimana cara mengatasi bayi kejang? Berikut informasi lengkapnya.
Fungsi dan gerak tubuh diatur oleh otak lewat hantaran sinyal listrik (neurotransmitter) yang dikirim menuju saraf-saraf otot. Kejang terjadi akibat adanya kelainan aktivitas sinyal listrik tersebut sehingga menyebabkan gangguan pada gerakan, sensasi, kesadaran, atau menimbulkan perilaku ganjil tanpa disadari dan tanpa bisa dikendalikan oleh si empunya tubuh.
Kelainan aktivitas neurotransmitter ini bisa dipicu oleh kerusakan saraf yang bisa disebabkan oleh cedera kepala atau cacat lahir masalah dengan keseimbangan senyawa kimia dalam otak, infeksi, hingga demam tinggi.
Kejang pada bayi cenderung disebabkan oleh demam tinggi, sehingga disebut juga kejang demam (step). Kejang demam sering terjadi pada anak-anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun. Penyebab kejang demam yaitu demam tinggi akibat peradangan atau infeksi. Yang diduga faktor genetik juga berperan dalam kasus kejang demam anak, terutama jika ada riwayat epilepsi dalam keluarga.
Apa saja tanda dan gejala bayi kejang?
Gejala yang umum timbul saat bayi kejang antara lain kekakuan otot, bola mata memutar ke atas, dan kelojotan sekujur tubuh.
Namun, tidak semua kejang melibatkan gerakan kejut tak henti pada seluruh tubuh. Tubuh anak mungkin tiba-tiba lemas seperti tidak bertenaga dan terjatuh. Atau, matanya berkedip-kedip tapi tatapannya kosong dan tidak merespon saat namanya dipanggil atau tubuhnya disentuh seperti sedang melamun.
Pada kondisi kejang yang parah, bayi mungkin diam mematung dan tampak tidak bernapas, bibirnya membiru, dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Menjelang kejang usai, anak mungkin mengompol atau BAB di celana.
Apa yang harus dilakukan saat bayi kejang?
Pertolongan pertama yang dapat anda lakukan jika anak bayi anda mendadak kejang yaitu dengan membaringkan anak pada bidang mendatar (lantai, kasur, atau tanah). Pindahkan ia ke tempat lebih aman hanya, jika ia terserang kejang di tempat-tempat yang berbahaya.
Posisikan tubuhnya berbaring ke samping untuk mencegah air liur atau muntah masuk ke saluran napas. Longgarkan pakaian anak agar lebih nyaman untuk bernapas.
Untuk mengatasi anak kejang, jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Jangan pula memaksa membuka mulutnya dengan sendok. Jangan meminumkan kopi, seseorang yang mengalami kejang tidak boleh diberikan makanan ataupun minuman apapun. Memberikan makanan atau minuman dapat menyebabkan anak tersedak, sehingga saluran napas tersumbat dan berujung pada henti napas. Jangan menahan kaki atau tangan anak dengan paksa saat kejang, karena justru dapat menyebabkan patah tulang.
Setelah kejang berangsur pulih, biarkan ia tidur dan beristirahat. Ketika kejang usai, anak mungkin bisa merasakan kantuk atau masih belum sepenuhnya sadar. Terus awasi anak hingga anak terbangun dan sadar sepenuhnya.
Bawa ke dokter sesegera mungkin untuk mencari tahu apa penyebabnya. Ukur suhu anak saat kejang, amati seberapa lama kejang dan apa yang terjadi saat kejang, karena informasi ini sangat berguna bagi dokter anak anda.
Kapan harus ke dokter?
Jika anak kejang tiba- tiba segera bawa ke dokter atau segera ke rumah sakit terdekat. jika:
- Anak anda tidak pernah mengalami kejang sebelumnya
- Kejang kambuhan terjadi sangat sering
- Kejang susulan terjadi
- Anak anda mengalami kebingungan atau ‘teler’ lebih dari 2 jam setelah kejang usai.
- Kejang pertama berlangsung lebih dari 5 menit
- Kejang pada anak dengan epilepsi berlangsung lebih dari 10 menit (umumnya, insidensi epilepsi tidak akan melukai otak jika tidak berlangsung lebih dari 30 menit.)
Sumber: hallosehat
Editor: DN