Atasi Banjir Di Area Persawahan, Kementan Punya Cara Jitu
BIMATA.ID, Jakarta– Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, saat ini, Kementan masih mendata jumlah pasti berapa luas lahan persawahan tani yang terdampak banjir.
“Kami sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah,” kata Sarwo Edhy, Sabtu (29/2).
Beberapa area persawahan di sejumlah daerah di Jawa Barat banjir akibat intensitas hujan yang meningkat. Terkait hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan kalau pihaknya telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir.
Upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.
Pemerintah juga akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir. Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.
“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp6 juta per hektar. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.
Kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkirakan cukup bagi petani untuk melakukan budidaya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.
“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” kata Sarwo Edhy.
Kategori banjir yang merendam areal persawahan dapat dikatakan mengganggu tergantung dari umur tanaman yang terdampak serta tinggi genangan. Banjir yang terjadi di Jabar dikatakan belum mengganggu aktivitas pertanian.
“Itulah pentingnya mekanisasi pertanian. Kami harus siap selalu pompa air apabila terjadi banjir atau kekeringan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan, berdasarkan data terbaru dari pemantauan lapangan petugas kemarin, sejumlah luasan sawah terkena dampak banjir. Terdapat 16 Kabupaten Jabar Puso karena terendam banjir.
“Pantauan bencana alam banjir di 17 kabupaten dari total 166.715 hektar lahan sawah, sebanyak 13.234 hektar sudah terkena banjir. Catatan kami, dari sekian yang terdampak sebanyak 391 hektar sawah puso,” katanya.
Hendy merinci puso terjadi di daerah Kabupaten Bandung seluas 70 hektar, lalu Kabupaten Bogor 311 hektar, Subang 5 hektar dan Majalengka 2 hektar. Lahan yang terkena banjir paling banyak sendiri tercatat berada di Kabupaten Cirebon 3.917 hektar, kemudian Subang 3.051 hektar, lalu Bekasi seluas 2.567 hektar dan Karawang 1.522 hektar.
Hendy memastikan pihaknya masih menerjunkan petugas penyuluh pertanian lapangan dan Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) untuk terus mendata luasan yang terkena banjir.
“Apabila memungkinan dinas provinsi dan kabupaten akan membantu petani dalam pengadaan benih padi untuk tanam ulang,” jelasnya.
Sumber: wartatani[dot]com
Editor: Z.B.Permadi