BisnisProperti

Sektor Properti Menurun, Kredit BTN Macet

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sepanjang 2019 mencatat kenaikan ratio kredit yang bermasalah mencapai  2,8% dari tahun 2018.

Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansyuri menjelaskan bahwa salah satu penyebab peningkatan ini adalah adanya  penurunan di sektor properti.

“Peningkatan ini terjadi salah satunya karena belum pulihnya sektor properti di 2019, apalagi dengan menurunnya permintaan khususnya penjualan apartemen dan bangunan high rise menyebabkan penurunan kolektibilitas dari kredit yang disalurkan, khususnya berasal dari segmen komersil,” ujar Pahala dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Adanya peraturan baru dari OJK tentang tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (psak) 71 yang membuat Bank harus memiliki cadangan kerugian penurunan nilai (ckpn) di atas 100% peNcadangan perbankan meningkat.

“Dalam 3-4 tahun sebelumnya, memang pertumbuhan kredit yang dibukukan BTN mengalami peningkatan signifikan. Dimana pertumbuhan per-tahun mencapai 17%-19%. Tapi ada beberapa nasabah-nasabah yang memang dibukukan di antara tahun 2015-2018 tersebut perlu kami lakukan penyesuaian kreditnya apalagi untuk debitur-debitur yang sudah beberapa kali dilakukan restrukturisasi dalam rangka menyehatkan debitur tersebut,” paparnya.

Meski demikian, BTN tetap optimis di 2020 ini NPL perbankan ini bisa turun di kisaran 3,5%-3,9%.

“Di akhir 2020 nanti BTN mengharapkan rasio NPL yang akan dibukukan turun di kisaran 3,5%-3,6%,” katanya.

 

sumber : finance.detik.com

Editor: Z.B.Permadi

Tags

Related Articles

Bimata
Close