EkbisEnergi

Pertamina Bangun 4 Pabrik Gasifikasi Batu Bara Sebagai Pengganti Impor Elpiji

JAKARTA-PT Pertamina (Persero) menyampaikan akan membangun 4 pabrik DME (Dimetil Eter). Hal ini dilakukan untuk  proses gasifikasi batu bara yang dicanangkan sebagai pengganti impor Elpiji (LPG/Liquified Petroleum Gas).

Ketergantungan Indonesia yang tinggi atas LPG yang mendasari Pertamina mengambil langkah ini karena Indonesia hanya memenuhi 70 % kebutuhan LPG Nasional atau 5 juta metric Ton per tahun dari impor.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut bahwa pembangunan 4 pabrik tersebut bakal memenuhi kebutuhan impor LPG sekitar 5 juta metric ton.

“Karena masih impor 5 juta (metric ton), maka memerlukan sekitar 4 lokasi yang harus kami bangun. Kalau kapasitas per lokasinya adalah 1,4 juta metric ton, maka kami akan 4, mungkin kedepannya kalau tumbuh jadi 5,” kata Nicke saat rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (25/2).

Nicke mengungkapkan pembangunan 4 pabrik yang direncanakan akan menyerap batubara kalori rendah yang sudah tidak terpakai lantaran PT PLN sudah tidak menggunakannya lagi. Batubara kalori rendah akan diproses menjadi sin gas, yang berujung pada produksi DME. Nicke berharap DME yang telah diproduksi dapat dijadikan substitusi impor LPG.

Ini rencana besar Pertamina dalam konteks meningkatkan new and renewable energy di dalam bauran energi nasional,” tuturnya.

Nicke mengklaim Pertamina sudah melakukan produksi percobaan dengan PTBA dengan menggunakan teknologi dari Air Product asal Amerika. Berdasarkan perhitungan Pertamina, produk akhir akan dibuat dengan harga yang randah, yaitu US$20 dollar per metric.

“Kami nanti dapat memproses 6 juta ton batu bara menjadi 1,4 metric ton DME, teknologi kami dengan PTBA gunakan Air Product Amerika,” pungkasnya.

Pertamina bakal menggelontorkan nilai investasi sekitar US$2,5 miliar untuk melakukan upaya gasifikasi tersebut.

“Itu dari hulu ke hilir, kenapa ? karena kami prosesnya mulai dari batubara, diproses gasifikasi jadi sin gas, itu juga diubah DME dan juga methanol. Jadi itu US$2,5 miliar itu sudah sampai total investasi,” Kata Nicke.

Sumber: cnnindonesiadotcom
Editor ZBP

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close