KKP Gunakan Teknologi RAS Siapkan Industri Benih Ikan
Jakarta- Mentri Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo tengah mengembangkan sistem Recirculation Aquaculture System (RAS) yang dapat meningkatkan padat tebar hingga 7 kali lipat dibandingkan dengan sistem konvensional. Teknologi ini juga mampu memangkas masa pemeliharaan, manaikkan tingkat kelulusan hidup dan tingkat keseragaman ukuran.
Edy Prabowo meninjau langsung berbagai fasilitas perbenihan, pembesaran hingga pembuatan pakan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BBAT) Tatelu, Selasa (18/2/20).
Menteri Edhy mengatakan kegiatan perikanan budidaya komoditas air tawar secara khusus di Tatelu, termasuk yang terbesar di Indonesia. Ini karena ditunjang oleh potensi alam terutama kualitas air yang baik serta antusiasme masyarakat yang tinggi untuk melakukan aktifitas budidaya.
“Dalam aktivitas perikanan budidaya, masalah yang timbul selain harga pakan adalah ketersediaan benih unggul. Teknologi RAS di BPBAT Tatelu merupakan jawaban akan kekurangan benih unggul di pembudidaya untuk kawasan Indonesia Timur. Saat ini dari Tatelu sudah melayani kebutuhan hampir di seluruh Sulawesi Utara, bahkan beberapa daerah di luar Sulawesi seperti Ambon,” ucap Menteri Edhy.
Edhy menyadari harga benih saat ini masih cukup tinggi di beberapa daerah. Penyebabnya adalah kondisi wilayah, jarak pengantaran serta ketersediaan yang belum merata.
“Kondisi ini dapat teratasi dengan memperbanyak penggunaan teknologi RAS di seluruh Indonesia, khususnya di sentra produksi perikanan budidaya. Jika hal ini dapat terwujud, di masa depan saya harap benih akan dapat diberikan secara gratis untuk masyarakat yang ingin melakukan kegiatan budidaya,” lanjut Edhy.
Editor Fahri