Sekertaris Perusahaan Adaro Energy (ADRO) Mahardika Putranto mengatakan bahwa pencapaian kenaikan volume produksi batu bara 2019 sebesar 7 persen lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya yaitu di level 58,03 juta ton. pencapaian tersebut merupakan produksi dari PT Adaro Indonesia ( AI), Balangan Coal Companies dan Adaro Metcoal Companies (AMC). Kenaikan tersebut dibarengi dengan permintaan yang solid untuk batu bara termal maupun metalurgi pada 2018 lalu, walaupun harga emas hitam masih dalam tekanan sepanjang 2019.
“Permintaan terhadap batubara sub-bituminus Indonesia dari negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina meningkat berkat tingginya permintaan listrik untuk memenuhi penambahan kapasitas PLTU baru,” tulis Mahardika seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (18/2/2020). market.bisnis.com.
pertumbuhan permintaan melonjak hingga 20 persen dengan sektor industri sebagai salah satu kontributor terbesar. meningkatnya minat itu mendukung produksi batu bara dalam negrikeseluruhan hinga mencapai rekor tertinggi sebesar 610 juta ton pada tahun lalu.
Selain itu, tingginya permintaan dalam dan luar negri juga telah membuat penjualan batu bara perseroan pada 2019 naik 9 persen atau mencapai 59,18 juta ton dibanding tahun sebelumnya.
Disisi lain, PT Tanjung Power Indonesia (TPI), mempertahankan kinerja operasinya yang tinggi dan mencapai rata-rata 99,6 persen Availability Factor (AF) sampai akhir desember2019 dan konsumsi batu bara TPI sekitar 1 juta ton yang seluruhnya akan dipasok oleh Adaro. disusul oleh PT Bhimasena Power Indonesia yang mencapai 91,8 persen dan PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) dengan AF rata-rata 92,4 persen.
Editor: F.B.Permadi