Bagi sahabat yang pernah melihat ikan arwana pasti tidak menyangka jika melihat ikan arwana yang satu ini, pasalnya jika pada umumnya ikan memiliki satu kepala, namun yang satu ini memiliki dua kepala atau berkepala dua.
Ikan arwana berkepala dua ini dapat ditemukan salah satunya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Bagian Humas dan Informasi Dunia Air Tawar TMII, Riyan menjelaskan ikan arwana berkepala dua ini merupakan jenis Siluk Emas Ekor Merah atau Golden Red Tail, yang banyak ditemui di wilayah Riau dan Jambi. Ikan endemik ini memiliki warna sisik keemasan dengan ekor berwarna merah. ”Ikan ini baru kita pamerkan setelah Lebaran lalu. Ini hasil pengembangbiakan sendiri,” ujar Riyan kepada INDOPOS, Senin (22/7/2019).
Pria berusia 40 tahun ini menuturkan, kepala dua yang dimiliki ikan terjadi secara alami. Karena proses genetika proses pembuahan yang tidak sempurna, menyebabkan ikan kembar ini terlahir dengan kepala dua dalam satu tubuh. Ikan yang terhitung masih bayi ini menempel pada bagian pinggangnya.
”Dari umurnya ikan ini baru 3 bulan,” tuturnya.
Karena memiliki kepala dua, ikan yang ditempatkan pada akuarium berukuran 50×60 sentimeter dengan hiasan lampu ini tampak hanya diam di dasar saja. Karena ikan tidak bisa berenang layaknya ikan pada umumnya.
”Karena keberatan kepala, ikan ini secara suspensi tidak bisa berenang di tengah (mengapung). Jadi hanya di dasar saja,” terangnya
Riyan menuturkan, ada perlakuan khusus untuk ikan berkepala dua ini. Seperti misalnya kebutuhan makan. Jumlah makanan ikan harus dikontrol, hanya diberikan pada pagi dan sore hari.
Setiap hari, menurut pria yang mengaku baru enam bulan bekerja ini ikan hanya diberikan pakan empat ekor jangkrik. Hal ini untuk menjaga organ pencernaan tetap sehat. Karena, dikhawatirkan protein terlalu tinggi menyebabkan ikan tidak sempurna mencernanya.
”Kan kepalanya dua. Paling saat makan kita bantu dengan lidi, kayak nyuapin begitu. Dan ngasihnya pun satu-satu, tidak bisa secara bersamaan di kedua kepala. Untuk jenis jangkriknya juga yang ukuran kecil,” bebernya.
Takaran air dalam aquarium yang digunakan hanya 40 persen. Ini untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi ikan. Karena ikan kesulitan berenang ke permukaan, suplai oksigen dibantu pula dengan memberi alat pembuat gelembung oksigen.
Kemudian juga menjaga suhu air tetap tinggi. Di alam, ikan arwana biasa hidup pada suhu 26-27 derajat Celcius. Tapi dalam aquarium suhu mencapai 29 derajat Celcius. Ini tujuannya, agar ikan tetap hangat.
”Ikan Arwana kan punya kebiasaan naik ke permukaan air, itu untuk mengambil oksigen. Karena ikan berkepala dua tidak bisa berenang naik ke atas permukaan, jadi kita bantu suplai oksigen dengan alat di aquarium,” katanya.
Ikan arwana berkepala dua ini mendapat perhatian serius dari pengelola Dunia Air Tawar. Tak tanggung-tanggung setiap saat petugas harus melihatnya, hal itu dilakukan untuk memastikan ikan tetap aktif dan hidup.
Sumber : Indopos.co.id
Editor : WS