NCID Sebut Ada Manuver Partai Koalisi Untuk Mengukur Kekuatan Oposisi
“Hadirnya Nasdem ditengah partai-partai oposisi yang sedang membangun kekuatan politik ini menimbulkan tandanya besar, apakah memang murni merupakan strategi politik Nasdem agar mempunya bargaining lebih besar di dalam koalisi pendukung pemerintah, atau mungkin bisa saja peran politik dua kaki yang sedang dimainkan Nasdem ini merupakan bagian dari strategi partai pendukung pemerintah agar bisa mengukur sejauh mana kekuatan politik partai yang saat ini berada diluar pemerintah,’ungkapnya
Jajat menambahkan, untuk saat ini membahas wacana pilpres yang akan datang bisa dikatakan terlalu dini, karena perubahan sikap politik cenderung berubah-ubah seiring dengan kepentingnya masing-masng parpol. saya kira hal yang tepat dilakukan oleh partai politik saat ini adalah mengevaluasi hasil dari pemilu dan pilpres 2019 yang lalu. Pasalnya, banyak partai yang awalnya fokus membagi peran dalam koalisi pilpres justru malah dirugikan karena raihan suara partainya cenderung stagnan bahkan menurun cukup drastis.
“Hanura, PBB, Perindo, Berkarya bahkan PSI adalah contoh partai yang dalam pilpres 2019 yang lalu cukup aktif menjalankan perannya dalam koalisi masing-masing, namun pada kenyataanya secara keseluruhan partai-partai tersebut terbuti tidak mendapat keuntungan apa-apa bahkah tidak lolos ambang batas parlemen, sehingga disini bisa kita simpulkan, untuk bersaing dalam pemilu tidak cukup bergantung kepada capres tertentu tanpa adanya sistem didalam internal partai yang kuat”, tutup Jajat